Kamis, 21 April 2016

Pembuatan KTP Anak

Bagi anak warga negara Indonesia (WNI) yang baru lahir, KTP Anak akan diterbitkan bersamaan dengan penerbitan akte kelahiran. Untuk anak WNI yang belum berusia 5 tahun tetapi belum memiliki KIA, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Fotocopy kutipan akta kelahiran dan menunjukan kutipan akta kelahiran aslinya
b. KK asli orang tua/wali; dan
    c. KTP asli kedua orangtuanya/wali.
Untuk anak warga negara asing yang tinggal di Indonesia, untuk mendapatkan KIA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Fotocopy paspor dan izin tinggal tetapi
b. KK Asli orang tua/wali
c. KTP elektronik asli kedua orangtuanya.
Tata Cara
Pada Pasal 13 Permendagri Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak, tertulis tata cara pembuatan KTP anak ini. Berikut ini langkah-langkahnya:
1. Pemohon atau orangtua anak menyerahkan persyaratan penerbitan KIA dengan menyerahkan persyaratan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
2. Kepala Dinas menandatangani dan menerbitkan KIA.
3. KIA dapat diberikan kepada pemohon atau orangtuanya di kantor Dinas atau kecamatan atau desa/kelurahan.
4. Dinas dapat menerbitkan KIA dalam pelayanan keliling dengan cara jemput bola di sekolah-sekolah, rumah sakit, taman bacaan, tempat hiburan anak-anak dan tempat layanan lainnya, agar cakupan kepemilikan KIA dapat maksimal.
Untuk anak warga asing, berikut ini cara pembuatan KTP Anak:
1. Terhadap anak yang telah memiliki paspor, orangtua anak melaporkan ke Dinas dengan menyerahkan persyaratan untuk menerbitkan KIA.
2. Kepala Dinas menandatangani dan menerbitkan KIA.
3. KIA dapat diberikan kepada pemohon atau orangtuanya di kantor Dinas.

Minggu, 28 Februari 2016

KONDISI LANTAI KANTOR BARU KECAMATAN GIRIWOYO RUSAK


Giriwoyo – Lantai kantor baru Kecamatan Giriwoyo dinilai mengecewakan. Kondisi lantai di setiap ruangan tidak rata. Namun demikian, kantor tersebut sudah bisa ditempati dan pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu. Selain soal lantai, paralon di kamar mandi lantai dua bocor, sehingga sampai, Rabu (14/11), kamar mandi itu belum digunakan.
Camat Giriwoyo Bhawarto mengaku telah melaporkan kondisi lantai keramik kepada pihak pelaksana. “Saya hanya sebagai pengguna dan sudah menemui pihak pelaksana, memberitahukan kondisi lantai setelah selesai dibangun,” ujarnya.
Dijelaskannya, kebocoran pipa kamar mandi juga sudah diberitahukan kepada pihak pelaksana. “Pihak pelaksana sudah datang dan melihatnya. Kami berharap ada perbaikan ulang sehingga bisa digunakan.”
Lebih lanjut Bhawarto mengatakan nilai pembangunan kantor baru itu senilai Rp 1,2 miliar. Dana itu dianggarkan tahun 2006 dan merupakan dana pembangunan fasilitas umum (Fasum) proyek jalur lintas selatan (JLS). “Bulan Desember 2006 sudah selesai, namun kami belum langsung menempati. Kami baru menempati kantor baru sekitar bulan Juli.”
Berdasarkan pemantauan Espos, lantai keramik di hampir semua ruangan menggunung. Sisi pinggir atau tepi dekat dinding tergolong rendah, sementara di tengah ruangan agak tinggi.
Sekcam Giriwoyo, Hery Indrastiyono, menjelaskan boyongan kantor dilakukan 23 Juli lalu. Sedangkan acara slup-slupan rumah dinas dan kantor baru dilakukan 5 Juli.
Kabag Pembangunan Pemkab Wonogiri, Sungkono, saat dikonfirmasi mengatakan akan melakukan pengecekan. “Mestinya Pak Camat membuat laporan ke Bupati. Namun demikian kami bersama-sama tim teknis akan melakukan pengecekan. Jika masa pemeliharaan sudah berlalu, maka harus ada penganggaran ulang. – tus

KAMPUNG MENGHIJAU


Giriwoyo – sudah sepekan ini giriwoyo disiram oleh guyuran hujan, walaupun hujan belum setiap hari, namun bagi para petani air hujan seudah tentu membuat mereka bahagia, karena dengan datangnya musim hujan sawah mereka bisa bisa ditanami dan mereka bisa beraktivitas selayaknya petani. sawah menghijau dan gunung yang meranggaspun kembali tumbuh dahannya.

DESA RAWAN KEKERINGAN BERTAMBAH


Wonogiri – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mengidentifikasi dua desa di dua kecamatan sebagai daerah rawan kekeringan yang baru. Untuk itu, Pemkab terpaksa mengusulkan penambahan dana untuk bantuan air bersih pada APBD 2008.
“Tahun ini, Pemkab menyediakan Rp 95 juta untuk bantuan air bersih di lima kecamatan. Nah, berdasarkan identifikasi kami, belum lama ini, terdapat dua desa lagi di dua kecamatan yang masuk kategori rawan kekeringan,” jelas Kasubbag Agama dan Kesejahteraan Sosial, Bagian Kesejahteraan Sosial Setda Wonogiri, Sriyanto, mewakili Kasubag Kesejahteraan Rakyat, Gatot Gunawan, yang ditemui di tempat kerjanya, Kamis (15/11).
Dua desa yang kini masuk kategori rawan kekeringan tersebut adalah Desa Kepuhsari, Kecamatan Menyaran, dan Desa Semin, Nguntoronadi. Sebelumnya, enam kecamatan yang masuk kategori rawan kekeringan yaitu Pracimantoro, Paranggupito, Giritontro, Giriwoyo, Eromoko serta Batuwarno.
Dengan penambahan dua desa tersebut, berarti tahun depan terdapat delapan kecamatan yang masuk kategori rawan kekeringan. Lebih lanjut, ia menambahkan dana bantuan air bersih senilai Rp 95 juta itu, kini telah disalurkan seluruhnya melalui pihak kecamatan.
”Saat itu, kami memprediksi musim kemarau hanya berjalan sekitar lima bulan. Karena itu, dana yang disediakan tak terlalu besar, hanya Rp 95 juta. Untung saja jumlah itu cukup.”
Prioritas
Kendati begitu, ia belum bersedia mengungkap nilai dana sosial tahun anggaran 2008 yang akan dialokasikan untuk bantuan kekeringan. Kalau sampai terjadi kekurangan dana untuk bantuan kekeringan, pihaknya mengaku masih bisa memanfaatkan dana cadangan.
Di sisi lain, menyusul bertubi-tubinya bencana sepanjang tahun ini, hingga menjelang akhir tahun 2007, dana sosial kemasyarakatan yang tersisa tinggal Rp 120 juta dari Rp 400 juta yang dianggarkan. Itu sebabnya, Pemkab membuat susunan prioritas bantuan bagi korban bencana.
”Kami memprioritaskan bantuan kepada korban yang mengalami kerugian paling besar.” – Esmasari Widyaningtyas

Senin, 25 Januari 2016

WONOGIRI-Sebuah ledakan dahsyat menggemparkan warga Wonogiri, Kamis (14/1/2016). Ledakan terdengar hampir bersamaan dengan kejadian bom di Jakarta.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 10.10 WIB, terdengar di wilayah kecamatan Baturetno, Giriwoyo hingga Tirtomoyo. Waktunya yang hampir bersamaan dengan meledaknya bom di Jakarta membuat warga panik.
Sejumlah warga yang dihubungi mengaku ketakutan dengan suara ledakan yang terdengar satu kali itu. Mereka menduga di sekitar Wonogiri juga terjadi kasus teror seperti di Ibukota.
“Suaranya sangat keras, awalnya saya kita hanya ledakan dinamit tambang batu. Tapi setelah ada berita bom di Jakarta, saya malah menduga itu juga bom,” ungkap warga Kecamatan Giriwoyo, Agus.
Dia dan keluarga mengaku cukup panik dan ketakutan. Dia kemudian berusaha mencari tahu sumber bunyi yang mendentum itu, namun tak juga didapat hasil pasti.
Salah satu pemilik warung makan di Kecamatan Baturetno,
Suharman, mengatakan, begitu terdengar suara ledakan, warga di lingkungannya spontan berhamburan keluar rumah. Tidak hanya itu, pelanggan di warung makannya juga berhamburan keluar ingin mengetahui apa yang terjadi.
“Keras sekali ledakannya,” kata Suharman.
Dia menduga ledakan dinamit dari tambang batu andesit diGiriwoyo. Namun, warga sekitar lokasi tambang membantah ledakan berasal dari tambang. Pasalnya mereka hapal benar dengan suara dinamit, ledakan yang mereka dengar sangat berbeda.
Dihubungi terpisah, Kapolres Wonogiri AKBP Windro Akbar Panggabean mengatakan suara dentuman itu merupakan suara pesawat latih TNI AU. Biasa melakukan latihan di udara Wonogiri dan pesisir jawa selatan lain.
“Itu tadi pagi suara pesawat TNI AU latihan terbang supersonik. Terbang dari kecepatan biasa ke supersonik jadi mengeluarkan suara seperti ledakan,” terangnya.
Aris Arianto

Senin, 11 Januari 2016

Sendang Ratu Kenya, Goa Maria di Wonogiri

Sendang Ratu Kenya, Goa Maria di Wonogiri



Wonogiri – Salah satu keindahan bentang alam yang juga menjadi primadona pariwisata Kabupaten Wonogiri adalah koleksi goa yang dimilikinya. Ada puluhan goa yang hampir kesemuanya terdapat di wilayah Wonogiri bagian selatan yang notabene merupakan daerah perbukitan kapur.
Nah, kali ini Timlo.net akan memperkenalkan  sebuah goa. Goa ini bernama Goa Maria. Dinamakan seperti itu lantaran terdapat patung Bunda Maria pada pintu masuk goa.
Secara administratif, Goa Maria Wonogiri termasuk wilayah Kecamatan Giriwoyo. Tepatnya berada di Dusun Ngampohan, Desa Platarejo. Goa Maria berada pada lereng sebuah bukit. Namun jangan khawatir, biarpun bukit, akses jalan menuju ke sana amat mudah. Kendaraan roda dua dan empat bisa mencapainya.
Ada satu keistimewaan yang dimiliki Goa Maria. Yakni keberadaan sebuah sendang atau perigi yang mata airnya berasal dari dalam goa. Oleh penduduk setempat, sendang itu dinamai Sendang Ratu Kenya. Dipercaya air Sendang Ratu Kenya berkhasiat menyembuhkan bermacam penyakit. Maka tak heran Go Maria dan sendangnya kerap dikunjungi para pencari kesembuhan yang datang tidak hanya dari sekitaran Wonogiri, melainkan juga berasal dari Magelang, Jogjakarta, atau  Solo.
Seorang pengunjung yang ditemui Timlo.net, Sabtu (18/2), Diana Kharisma Putri (34) asal Magelang menuturkan, dirinya sering berkunjung ke Goa Maria untuk menikmati keindahan yang ditawarkan. “Tapi yang terpenting saya ke sini untuk mengambil air sendang guna saya konsumsi,” ujarnya.
Khasiatnya? Menurut pengakuan perempuan yang memiliki usaha salon kecantikan ini, ia merasa awet muda setelah meminum air dari Sendang Ratu Kenya. “Lihat sendiri kan Mas, gimana wajah saya biar umur sudah 34 tahun tapi masih terlihat muda dan bersinar kan?” katanya sembari tersenyum penuh arti.
Pengunjung lain, Suprapto (60) warga Banguntapan, Bantul, DIY mengakui manfaat air yang bersumber dari Goa Maria. Dirinya yang dulu sering terkena migren kini mulai terbebas dari penyakit setelah meminum airnya.
Itulah sekelumit gambaran tentang Goa Maria beserta Sendang Ratu Kenya. Tertarik? Anda bisa meluangkan waktu mengunjunginya. Mengenai khasiat air yang dipercaya mampu menyembuhkan beragam penyakit hal itu berpulang pada keyakinan masing-masing. Tapi yang pasti hanya Tuhan yang tahu.

Longsor di Wonogiri Berlanjut, Sejumlah Infrastuktur Rusak


Longsor di Dusun Serut, Desa Pare, Selogiri, Minggu (6/1/2013). (Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)
WONOGIRI--Bencana longsor rupanya belum mau menjauh dari Kabupaten Wonogiri. Pada Minggu dan Senin (6-7-2013) dini hari kembali terjadi longsor.
Sejumlah infrastruktur tercatat mengalami kerusakan.  Di Kecamatan Giriwoyo, longsor di Dusun Ngampuan, Desa Platarejo mengubur rumah warga setempat, Wagiyo, 56, dan sebagian rumah Partono, 58. Tragisnya, Wagiyo sedang dalam persiapan menghelat resepsi pernikahan sang anak yang rencananya dilaksanakan Senin malam.
“Rumah Wagiyo terkubur semua, bahkan termasuk perabotan untuk acara pernikahan. Hari ini [Senin] tarub digulung semua. Untungnya tidak ada korban jiwa,” jelas Camat Giriwoyo, Sariman, saat dihubungi Solopos.com, Senin.
Dia menambahkan longsor di Desa Platarejo tersebut dipicu hujan deras pada Minggu sejak pukul 18.30 WIB sampai malam. Tanah di tebing yang berada dekat rumah Wagiyo dan Partono kemudian longsor Senin sekitar pukul 04.00 WIB. Total kerugian akibat peristiwa longsor tersebut diperkirakan mencapai Rp65 juta.
Sariman mengaku telah meminta enam keluarga yang tinggal di sekitar tebing yang longsor untuk sementara waktu mengungsi. Menurut dia, longsor susulan berpotensi kembali terjadi.
Data Kerugian
Sedangkan di Kecamatan Selogiri, talut jalan sepanjang 10 meter (m) dan tinggi 1 m di Dusun Blewah, Desa Gemantar, longsor karena hujan deras yang terjadi Minggu malam. Masih di kecamatan tersebut, longsor juga terjadi di Dusun Ngelo dan Dusun Gunan, Desa Jendi. Akibatnya pelataran rumah warga terkikis selebar 3 m sehingga nyaris menutup jalan kampung dan talut sungai kecil di tengah sawah jebol.
Camat Selogiri, Bambang Haryanto, saat dijumpai di kantor kecamatan setempat, Senin, mengatakan telah meminta perangkat untuk mendata kerugian, khususnya yang bersinggungan langsung dengan kondisi infrastruktur seperti jalan, talut sungai, dan saluran irigasi. Sejauh ini, dia mengatakan kerugian akibat kerusakan infrastruktur bisa lebih dari Rp100 juta.
Seperti dituturkan Kades Gemantar, Sunarno, kerusakan di talut jalan sepanjang 10 m membutuhkan biaya besar untuk diperbaiki. “Kalau menuruti kerugiannya bisa sampai ratusan juta. Sementara ini warga kerja bakti membenahi sebisanya. Kendaraan roda empat belum bisa lewat, padahal lebar jalan sampai 4 meter,” ungkap Sunarno.